Renungan Harian HKBP | 1 November 2024

Doa Pembuka: Ya Tuhan Allah yang Mahakuasa, Mahapengasih, Bapa kami di dalam Tuhan Yesus Kristus. Kami mengucap syukur dengan segenap hati kami, karena Engkau memelihara hidup kami sampai saat ini. BerkatMu menenteramkan hidup kami untuk merenung sejenak, dan mendengarkan suara-Mu yang penuh kasih. Kiranya melalui renungan ini, Engkau berbicara kepada kami dan membuka mata hati kami untuk melihat kebenaran-Mu. Biarlah setiap kata yang terdengar mengarahkan kami lebih dekat kepada-Mu, dan membawa perubahan dalam hidup kami yang memuliakan nama-Mu. Dalam nama Yesus Kristus, Tuhan kami, kami berdoa. Amin.

 

Renungan

MENGENANG MASA LALU UNTUK MENYONGSONG MASA DEPAN DENGAN IMAN KEPADA TUHAN

Ulangan 32 : 7

“Ingatlah kepada zaman dahulu kala, perhatikanlah tahun-tahun keturunan yang lalu, tanyakanlah kepada ayahmu, maka ia memberitahukannya kepadamu, kepada para tua-tuamu, maka mereka mengatakannya kepadamu.”

Saudara-saudari, Bapak, Ibu, para pembaca dan pendengar Renungan Harian Marturia HKBP yang terkasih di dalam nama Tuhan Yesus Kristus.

Ketika kita melihat ke sekeliling dan merenungkanperjalanan hidup, kita mungkin bertanya: Apa yang menuntun kita hingga ke titik ini? Bagaimana kitabisa tetap berdiri teguh di tengah badai kehidupan? Seringkali, jawabannya tersembunyi dalam memorikita tentang masa lalu, tentang bagaimana Tuhan bekerja di setiap langkah perjalanan kita, bahkanketika kita tidak menyadarinya.

Ulangan 32:7 adalah panggilan Musa kepada umatIsrael untuk tidak melupakan sejarah mereka. Musa mengingatkan mereka untuk melihat kembaliperjalanan panjang bangsa mereka, mulai daripembebasan dari Mesir hingga pengembaraan di padang gurun, dan menyadari bagaimana Tuhan selalu setia menyertai, membimbing, dan melindungimereka, meskipun seringkali mereka tidak setiakepada-Nya.

Mengenang: Kekuatan dari Sejarah

Musa berkata, “Ingatlah kepada zaman dahulukala...” Pernyataan ini bukan sekadar ajakan untuk bernostalgia, tetapi untuk merenungkan bagaimana Tuhan telah bekerja dalam hidup kita, dalam sejarahbangsa, dan bahkan dalam sejarah gereja. Dalam ingatan itu, kita menemukan jejak tangan Tuhan yang tak pernah meninggalkan kita, sekalipun di masa-masa paling gelap.

Ada saat-saat ketika kita merasa tidak mampuberjalan sendiri, ketika kita hampir menyerah, namun Tuhan datang dan menolong kita. Sama sepertibangsa Israel, kita diingatkan untuk tidak melupakan karya-karya Tuhan di masa lalu, sebab di sanalah kita melihat bukti nyata kasih dan kesetiaan-Nya.

Bagaimana dengan kita? Apakah kita pernah berhenti sejenak untuk merenungkan bagaimana Tuhan bekerja dalam hidup kita? Di dalam doa kita, Tuhan menjawab tepat pada waktunya; atau dalam sakit, Dia hadir memberikan kesembuhan, penghiburan, dan kekuatan. Sejarah iman kita adalah saksi bahwaTuhan tidak pernah meninggalkan kita. Ketika kita mengingat ini, hati kita dipenuhi rasa syukur dan keyakinan bahwa Tuhan yang setia di masa lalu, akan tetap setia di masa depan.


Belajar dari Generasi Sebelumnya

Musa berkata: “Perhatikanlah tahun-tahun angkatanyang lalu, tanyakanlah kepada ayahmu...” Di sini, Musa menekankan pentingnya mempelajari masa lalu tidak hanya dari ingatan pribadi, tetapi juga darimereka yang lebih tua dan bijaksana. dari Generasisebelumnya, dari ayah atau orang tua kita, para tua-tua di jemaat, menyimpan banyak pelajaran berhargatentang iman. Mereka telah berjalan lebih jauh dalamkehidupan dan dapat memberikan kita hikmatberdasarkan pengalaman mereka.

Dalam hidup beriman, pengalaman orang tua kita, pendeta kita, atau saudara-saudari seiman yang telahlebih dahulu berjalan bersama Tuhan, menjadisumber inspirasi. Mereka telah melewati badaikehidupan, dan tetap setia kepada Tuhan. Kisah-kisah mereka menguatkan kita untuk tetap percaya, meskipun kita menghadapi tantangan yang tampaknya tak teratasi.

Apa yang bisa kita pelajari dari mereka? Kita bisa belajar tentang bagaimana mereka tetap berpegang teguh pada iman ketika situasi tampak tidak menjanjikan. Bagaimana mereka terus berharap ketika segala sesuatu terlihat gelap. Mendengarkan kesaksian mereka menuntun kita untuk tidak hanya melihat hidup ini dari sudut pandang kita yang terbatas, tetapi dari perspektif iman yang lebih luas, dari pengalaman bersama Tuhan yang penuh denganpenyertaan dan kasih setia-Nya.

Masa Lalu sebagai Fondasi untuk Masa Depan

Musa tidak hanya memanggil umat Israel untukmengenang, tetapi juga untuk meneruskan pelajaranini kepada generasi berikutnya. Ingatan dan pembelajaran dari masa lalu tidak hanya untukdikenang, tetapi juga untuk mempersiapkan dirimenghadapi masa depan. Sejarah iman kitamengajarkan bahwa jika Tuhan setia di masa lalu, maka kita dapat mempercayai-Nya untuk masa depan.


Dengan segala ketidakpastian yang ada di depan kita, kita dapat merasa takut atau cemas. Namun, firmanTuhan hari ini mengajarkan kita untuk menyongsongmasa depan dengan keyakinan penuh bahwa Tuhan yang telah menuntun kita di masa lalu, akan terusmenyertai kita. Tuhan tidak berubah; kasih-Nya kekal, dan janji-janji-Nya tidak akan pernah gagal.

Menghubungkan dengan Kehidupan Kita Hari Ini

Bagi kita di masa kini, seringkali kita terlalu sibukdengan tuntutan hidup sehari-hari sehingga lupauntuk merenungkan sejarah iman kita. Kita mudahterjebak dalam kekhawatiran tentang masa depan dan melupakan bahwa Tuhan sudah berulang kali menunjukkan kuasa dan kasih-Nya dalam kehidupan kita.


Ulangan 32:7 mengajak kita untuk berhenti sejenakdan mengingat betapa banyak hal yang sudah Tuhan lakukan di dalam hidup kita. Ketika kita meluangkanwaktu untuk mengingat dan belajar dari mereka yang telah lebih dulu berjalan dalam iman, kita akanmenemukan kekuatan baru untuk menjalani hidup inidengan keyakinan yang tak tergoyahkan.

Mungkin hari ini Anda sedang bergumul... dengankeputusan besar dalam hidup, atau mungkin sedangmelewati masa-masa sulit. Ingatlah, seperti yang dikatakan Musa, untuk mengenang masa lalu, bukanuntuk terjebak di dalamnya, tetapi untuk membiarkanpelajaran dari masa lalu menguatkan iman Anda menghadapi hari-hari yang akan datang.

Saudara-saudari yang dikasihi Tuhan, Ulangan 32:7 mengajarkan kita tentang pentingnya mengenangmasa lalu, bukan sebagai beban, tetapi sebagaisumber kekuatan. Tuhan yang kita sembah adalahTuhan yang telah bekerja dalam sejarah umat-Nya. Dari zaman ke zaman, Dia menunjukkan kasih setia-Nya. Marilah kita selalu mengingat karya Tuhan, belajar dari generasi sebelumnya, dan dengan penuhkeyakinan menyongsong masa depan, karena Tuhan yang setia di masa lalu, akan tetap setia di masa depan. Amin.

 

Doa Penutup: Tuhan, kami bersyukur atas karya-Mu yang luarbiasa di dalam hidup kami. Engkau telahmenyertai kami dari dulu hingga sekarang. Ajar kami untuk selalu mengingat perbuatan-Mu yang ajaib dan mengandalkan kasih setia-Mu dalam setiap langkahkehidupan kami. Kuatkan kami, ya Tuhan, untuktetap beriman dalam menghadapi masa depan, karenakami tahu Engkau yang setia akan selalu menyertaikami. Amin.


C.Pdt. Johannes Sibarani, S.Th- LPP II di Biro Ibadah Musik HKBP


Pustaka Digital