Renungan Harian Marturia HKBP | Kamis, 17 April 2025
Doa Pembuka: Bapa kami yang di Surga, terpujilah Engkau yang telah memelihara kehidupan kami hingga saat ini. Terima kasih atas setiap berkat dan karunia yang senantiasa Engkau limpahkan kepada kami. Kami bersyukur atas kasih karunia yang boleh kami nikmati sampai saat ini, terlebih atas Firman-Mu yang hendak kami dengarkan. Tuntun serta bimbinglah hati dan pikiran kami supaya Firman-Mu yang hendak kami renungkan juga akan kami hidupi. Biarlah Roh-Mu yang kudus senantiasa berdiam dalam hidup kami. Dalam nama Tuhan Yesus Kristus, kami berdoa. Amin.
Markus 14: 38
“Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan; roh memang penurut, tetapi daging lemah."
Saudara-saudari yang terkasih dalam nama Tuhan kita Yesus Kristus. Kita semua pasti pernah menyatakan tekad dan janji untuk diri kita sendiri, namun pada akhirnya tekad dan janji kita tersebut hanya sebatas tekat tanpa tindakan. Hal ini, masih tentang diri kita sendiri dan untuk diri kita sendiri dan itupun masih sering tidak bisa terbukti. Bagaimana jika diluar diri kita? Demikianlah para Murid Yesus pada Nas ini.
Yesus menyampaikan Nas kita hari ini kepada para Murid-Nya yang sebelumnya mengaku bahkan berjanji kepada Yesus yang akan selalu mengikut-Nya dan tidak akan pernah menyangkal-Nya. Namun, saat diajak untuk berjaga saat Yesus berdoa di Getsemani, saat diminta untuk tetap terbangun saat Yesus mulai menghadapi awal-awal penderitaan-Nya, mereka malah terlelap dan tertidur. Nasehat yang sesungguhnya sangat bijaksana dan tepat disampaikan Yesus kepada para murid-Nya. “Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan; roh memang penurut, tetapi daging lemah.” Tertidur yang terlihat seperti tindakan acuh tak acuh sesaat setelah murid mengaku akan bersama dengan Yesus selamanya apapun yang terjadi. Ini membuktikan bahwa murid Yesus sekalipun yang terdekat dengan-Nya tetap takluk kepada keinginan daging. Tekad dan janji yang begitu menyenangkan hati, hancur seketika saat tidak dapat diwujudnyatakan.
Bagaimana dengan kita saat nasehat ini sampai kepada kita sekarang ini. Terlebih kesiapan diri kita dalam memperingati hari kematian Tuhan Yesus, esok hari. Sudahkah kita bersiap? Sudahkah kita mampu menjadi pribadi yang setia? Sudahkah kita mampu tetap taat untuk mewujudnyatakan kehendak Allah dalam hidup kita walau cobaan daging, cobaan duniawi ini begitu kuat? Sama seperti Yesus yang tetap memilih mewujudnyatakan kehendak Bapa, mati tersalib demi keselamatan umat manusia.
Saudara-saudari yang terkasih dalam Yesus Kristus. Kenyataan hidup bahwa mudahnya kita terjerumus pada ketidaktaatan, mudahnya kita menyatakan janji atau tekad yang sama mudahnya kita mengingkarinya, mudahnya kita terjerat pada kemalasan, mudahnya kita terjatuh pada pencobaan, merupakan “kelemahan daging” yang Yesus maksud dalam Nas ini. Tetapi Yesus terlebih dahulu menasehatkan, bahwa dengan kehati-hatian, dengan hidup yang senantiasa berjaga-jaga dan tetap berdoa, akan menguatkan kita menjadi orang yang setia, menjadi orang yang taat, menjadi orang yang pasti menepati perkataan, menjadi orang yang rajin. Menjadi orang-orang yang dimenangkan dari kelemahan daging, oleh karena berkat dan kuasa Tuhan kita Yesus Kristus. Amin.
Doa Penutup: Terimakasih Bapa atas Firman-Mu yang telah menguatkan kami untuk melawan kelemahan daging kami. Kami memohon, ajarlah serta tuntunlah hidup kami agar senantiasa berjaga-jaga dan tekun berdoa, agar kiranya kami menjadi pribadi yang tangguh melawan pencobaan daging yang begitu dekat menggoda kami. Teguhkanlah iman kami, agar kami tetap setia hidup dalam terang Kasih-Mu. Dalam nama Yesus Kristus, kami berdoa. Amin.
Pdt. Filemon F Sigalingging. – Staff Kantor Ephorus HKBP.