Pertemuan Raya Perempuan Gereja Persekutuan Gereja di Kabupaten Tana Toraja
Tana Toraja, 31 Okt 2024
Persekutuan Gereja Indonesia menyelenggarakan Pertemuan Raya Perempuan Gereja Persekutuan Gereja di Kabupaten Tana Toraja pada tanggal 31 Oktober hingga 03 November 2024. Adapun jumlah sinode yang bergabung dengan PGI sebanyak 97 sinode. Dengan demikian, kegiatan ini diikuti oleh kaum perempuan yang merupakan utusan dari setiap sinode. Selain itu, juga dihadiri oleh mitra PGI yang tersebar di seluruh Nusantara. Dalam hal ini, HKBP yang merupakan anggota PGI mengutus Dra. Sandra Sidabutar, Bvr. Risma Sinaga, M.Hum, Diak. Nurhayati Silalahi, S.Psi dan Pdt. Dr. Benni Sinaga.
Adapun yang menjadi tema dari kegiatan ini adalah Hiduplah Sebagai Terang yang Membuahkan Kebaikan, Keadilan dan Berdamai dengan Segenap Ciptaan Allah (Ef 5:8b-9) sedangkan yang menjadi sub tema yaitu "Perempuan Gereja bersama-sama mentransformasi nilai-nilai kehidupan keluarga di tengah masyarakat majemuk dan era digital untuk mewujudkan kehidupan yang adil dan setara."
Rundown kegiatan dapat dilihat sebagai berikut:
1. Pukul 08:00 = pawai per wilayah
2. Pukul 09:00 = Ibadah pembukaan yang dihadiri oleh Sekretaris Umum PGI dan Bupati
3. Pukul 14:30 = Talk show dengan tema
a. Urgensi Masalah-Masalah di Gereja (Pdt. Krise Gosal/Wasekum PGI)
b. Pergumulan Gereja-Gereja di Indonesia dalam Perspektif DKG (Pdt. Lenta Enni Simbolon, M.Th, M.Div)
c. Panduan Kebijakan Gereja Responsif Gender (Pdt. Retno Handayani, MTh, MA)
4. Pukul 17:30-18:30 = Diskusi per wilayah.
Pada kesempatan ini, Dra. Sandra Sidabutar yang merupakan Ketua Forum Konferensi Perempuan HKBP menyampaikan kegiatan yang telah dilakukan dalam rangka mendampingi, menguatkan bahkan memberdayakan perempuan termasuk membina bahkan memfasilitasi UMKM dalam memasarkan produknya. Bvr. Risma Sinaga, M.Hum sebagai Kepala Biro Perempuan HKBP juga memaparkan program dan kegiatan yang dilakukan dalam mengatasi isu-isu sosial yang terjadi khususnya di wilayah Tapanuli seperti kasus kekerasan seksual terhadap anak dan perempuan.
Selanjutnya, beliau juga merujuk para korban kepada WCC Tabhita yang berada dibawah Departemen Diakonia untuk mendapat pendampingan secara psikologi yang dilayani oleh Diak. Nurhayati Silalahi dan tim. Dalam menyelesaikan permasalahan yang terjadi terhadap anak dan perempuan, utusan HKBP menegaskan bahwa hal ini dapat dicapai melalui kerjasama dengan pemerintah bahkan lintas gereja.