Estafet Kepemimpinan di HKBP: Balitbang dan Biro Ibadah Sambut Kepala Baru untuk Hadapi Tantangan Masa Kini
Pearaja Tarutung, 16 Juni 2025 – Gereja Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) hari ini meresmikan babak baru dalam kepemimpinannya dengan digelarnya serah terima jabatan (sertijab) Kepala Balitbang dan Kepala Biro Ibadah. Acara penting yang berlangsung di Pearaja Tarutung ini dipimpin langsung oleh Sekretaris Jenderal HKBP, Pdt. Rikson M. Hutahaean, M.Th., dan Kepala Departemen Marturia HKBP, Pdt. Bernard Manik, M.Th., serta dihadiri oleh jajaran pimpinan dan staf kantor pusat HKBP.
Prosesi sertijab diawali dengan ibadah singkat, dilanjutkan pembacaan Surat Keputusan (SK) untuk kedua pejabat baru, dan penyerahan tongkat estafet kepemimpinan dari pejabat lama kepada yang baru.
Apresiasi dan Tantangan dari Pejabat Lama
Pdt. Dr. John Kristo Naibaho, Kepala Balitbang demisioner, menyerahkan memori jabatannya yang mencakup periode 2020-2024. Ia memaparkan perjuangan Balitbang dalam mempertahankan pelayanan berbasis riset, bahkan di tengah keterbatasan dana dan tantangan pandemi COVID-19. "Kami selalu berupaya agar HKBP tetap berbasis penelitian dalam pelayanan, menjadikannya alat bantu yang esensial," ujar Pdt. John Kristo, yang telah 18 tahun mengabdi di berbagai lembaga HKBP. Ia juga menyoroti pentingnya penguatan personel dan kaderisasi di Balitbang. Dengan keyakinan penuh, ia menyatakan bahwa Pdt. Ricky Pramono Hasibuan lebih cocok untuk melanjutkan tugas mulia ini.
Dari Biro Ibadah, Pdt. Rostetty Lumbantobing, Kepala Biro Ibadah dan Musik demisioner, berbagi pengalamannya dalam menjalankan program biro. Ia secara khusus menyoroti urgensi revisi terjemahan Buku Nyanyian HKBP. Menurutnya, kualitas terjemahan yang ada masih perlu perbaikan signifikan, bahkan menyebabkan Kantor Pusat HKBP tidak menggunakannya dalam ibadah harian. Selain itu, Pdt. Rostetty juga menekankan perlunya peremajaan personel di Biro Ibadah dan Musik. Ucapan terima kasih tak lupa ia sampaikan kepada pimpinan dan rekan-rekan staf atas dukungan selama masa jabatannya.
Mewakili seluruh staf kantor pusat, Pdt. Pahala Sitorus, Kepala Biro Personalia, menyampaikan apresiasi atas dedikasi para pejabat lama dan mengucapkan selamat datang kepada pimpinan yang baru.
Visi dan Harapan dari Nakhoda Baru
Pdt. Daniel Napitupulu, M.Th., kini resmi menjabat sebagai Kepala Biro Ibadah HKBP yang baru. Ia mengucapkan selamat melayani bagi Pdt. Rostetty di tugas barunya di HKBP Cikampek. Pdt. Daniel menegaskan komitmennya untuk berkolaborasi dan saling mendukung, seraya memohon kerja sama dari rekan-rekan staf yang lebih dulu bertugas di biro tersebut.
Sementara itu, Pdt. Ricky Pramono Hasibuan, M.Th., yang menerima amanah sebagai Kepala Balitbang HKBP, mengaku terkejut dengan penugasan baru ini. "Ini adalah ranah yang sangat baru bagi saya, namun saya berharap dapat melanjutkan penelitian dan riset-riset yang telah berjalan dengan baik," ungkapnya, menunjukkan semangat untuk beradaptasi dan terus berkarya.
Arahan Pimpinan: Kolaborasi, Inovasi, dan Kemandirian Dana
Kepala Departemen Marturia, Pdt. Bernard Manik, merespon isu yang diungkapkan oleh Pdt. Rostetty soal buku nyanyian yang belum ditetapkan secara resmi oleh Rapat Pendeta dan Sinode Godang. "Masih banyak yang harus direvisi. Perlu kerja sama dengan Komisi Teologi, dan nanti akan diusulkan ke Rapim serta Rapat MPS," tegasnya. Terkait pendanaan, Pdt. Bernard menyarankan opsi fundraising untuk mendukung program-program penting di Biro Ibadah danMusik.
Menutup seluruh rangkaian acara, Sekretaris Jenderal HKBP, Pdt. Rikson M. Hutahaean, memberikan arahan strategis. Ia menyinggung upayanya dalam penataan administrasi di Kantor Pusat untuk melancarkan komunikasi antar unit. Pdt. Rikson juga menyoroti kondisi keuangan yang ketat, sehingga gagasan fundraising perlu dipertimbangkan serius. Sebagai mantan Kepala Balitbang kedua, Pdt. Rikson meyakini bahwa Pdt. Kristo akan sukses di manapun ia ditempatkan, selama komunikasi dan relasi terjaga.
Ia mengakui tantangan pendanaan untuk riset Balitbang. Namun, ia menekankan pentingnya melanjutkan penelitian dan bahkan menguji kembali temuan-temuan lama. Pdt. Rikson memberikan contoh konkret bagaimana rekomendasi Balitbang di masa lalu, seperti pergerakan massa ke Timur Indonesia, pengembangan ekonomi lokal ala Solo, usulan sekolah penerbangan, hingga pembangunan rumah sakit HKBP di Riau (sekarang sedang diupayakan Yayasan Kesehatan HKBP), kini mulai terwujud. "Meskipun di masanya mungkin kurang diperhatikan, pelayanan Balitbang tetap relevan dan bisa terus menjadi panduan bagi peneliti selanjutnya," pungkasnya. Ia juga mendorong Kepala Balitbang yang baru untuk menyatukan konsep-konsep rencana strategis HKBP dari awal hingga saat ini.
Dengan pergantian kepemimpinan ini, HKBP menegaskan komitmennya untuk terus beradaptasi, berinovasi, dan memperkuat pelayanan melalui penelitian dan tata kelola ibadah yang lebih baik, demi menghadapi tantangan dan peluang di masa depan.