Renungan Harian HKBP | 30 Juni 2024 (Epistel dan Evangelium)

EPISTEL

 

Renungan Epistel: Markus 16:14-18, demikian dikatakan: 14Akhirnya Ia menampakkan diri kepada sebelas orang itu ketika mereka sedang makan, dan Ia mencela ketidakpercayaan dan kedegilan hati mereka, oleh karena mereka tidak percaya kepada orang-orang yang telah melihat Dia sesudah kebangkitan-Nya. 15Lalu Ia berkata kepada mereka: “Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk. 16Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum. 17Tanda-tanda ini akan menyertai orang-orang yang percaya: mereka akan mengusir setan-setan demi nama-Ku, mereka akanberbicara dalam bahasa-bahasa yang baru bagi mereka,18mereka akan memegang ular, dan sekalipun mereka minum racun maut, mereka tidak akan mendapat celaka; mereka akan meletakkan tangannya atas orang sakit, dan orang itu akan sembuh.

 

Saudara-saudaraku yang dikasihi Yesus. Berita kebangkitan Yesus dari kematian telah sampai ke telinga para murid-murid Yesus. Namun walaupun telah mereka dengar, tetapi mereka kurang percaya akan berita itu. Itulah sebabnya, Tuhan Yesus menampakkan diriNya kepada mereka, melalui itu, para murid menjadi percaya, tidak lagi ragu atas kebangkitan Yesus. Di sisi lain, Yesus menegur, mencela para muridNya yang tidak percaya atas apa yang mereka dengar (ayat 14). Lalu bagaimana mungkin mereka pergi menginjili jikalau mereka tidak memiliki kepercayaan pada kebangkitan Yesus? Berita apa yang akan mereka sampaikan bila mereka tidak memiliki kepercayaan yang teguh tentang Kristus yang bangkit itu, yang telah mengalahkan maut dan kematian. Maka modal utama yang harus mereka miliki adalah percaya. Tidak ragu. Tidak mendua hati. Itu yang terlebih dahulu harus dibereskan oleh para murid Yesus. Danitulah sebabnya Yesus menampakkan diri kepada mereka agar mereka melihatNya dan mereka menjadi percaya.

 

Setelah itu Tuhan Yesus memberikan tugas baru kepada murid-muridNya, yaitu mengutus para mereka untuk pergi bermisi, memberitakan Injil kepada segala makhluk (ayat 15), memberitakan tentang kebangkitan Yesus dan Dia akan menyediakan tempat bagi semua orang percaya kepadaNya. Dan tugas para murid untuk membaptis setiap orang percaya di dalam nama Allah Bapa, Anak, dan Roh Kudus. Di dalam tugas perutusan itu, para murid diajak untuk menunjukkan iman percaya mereka melaluibuah kehidupan mereka setiap hari. Dan sungguh-sungguh mempercayai bahwa meskipun tugas perutusan Yesus kepada mereka akan menghadapi berbagai tantangan, kesulitan, dan pergumulan, tetapi mereka tidak takut, tidak gentar, karena mereka percaya Allah akan senantiasa menyertai dan memelihara kehidupan mereka.Dan buah dari iman percaya mereka kepada Yesus adalah ketangguhan dan keberanian menghadapi pergumulan dan pergulatan dalam pemberitaan Injil.

 

Firman Tuhan ini juga berbicara kepada kita pada saat ini. Sebagaimana Yesus yang menolong para muridNya untuk memiliki iman percaya kepada kebangkitanNya, demikianlah juga kepada kita agar tidak ragu, tidak mendua hati mempercayai atau beriman kepada Tuhan kita Yesus Kristus. Mempercayai, bahwa hingga saat ini dan sampai selama-lamanya, bahwa penyertaanNya kepada setiap orang percaya tidak akan pernah berhenti. Kita juga diutus untuk memberitakan Injil di tengah-tengah dunia ini, bahwa kita memiliki Allah di dalamKristus yang telah menang atas maut dan kematian. Melalui kehadiran kita dan keberadaan hidup kita di dunia ini menjadi kabar baik bagi banyak orang. Iman percaya kita kepada Allah di dalam Yesus Kristus, Sang Juruselamat kita itu, menjadi teladan bagi sesama kita melalui kata dan perbuatan. Hidup yang benar menurut kehendak Allah. Juga keteladanan iman kita di dalam menghadapi kesulitan, pergumulan hidup juga harus kita nyatakan, bahwa kita tidak akan takut, tidak gentar,karena Allah akan selalu menyertai dan memelihara kehidupan setiap orang yang percaya dan mengandalkan kuasa Tuhan. Kiranya kita setia memegang teguh iman percaya kita kepada Kristus Yesus yang bangkit dan mengalahkan maut dan kematian. Amin.


EVANGELIUM


Syalom. Selamat hari Minggu Ibu, Bapak, dan saudara-saudariku yang dikasihi Tuhan Yesus. Kita akan mendengarkan firman Tuhan, mari kita awali di dalam doa. 

Doa Pembuka: Puji syukur kami naikkan bagiMu, Allah. Atas segala kasih setiaMu di dalam kehidupan kami hingga memasuki minggu yang baru ini. Kami akan mendengarkan sabdaMu. Kiranya RohMu membimbing kami semakin memahami kehendakMu untuk kami nyatakan dalam kehidupan kami. Di dalam Kristus Yesus, kami berdoa. Amin.

Firman Tuhan bagi kita terambil dari 2 Korintus 3:2-6, demikian dikatakan: 2Kamu adalah surat pujian kami yang tertulis dalam hati kami dan yang dikenal dan yang dapat dibaca oleh semua orang. 3Karena telah ternyata, bahwa kamu adalah surat Kristus, yang ditulis oleh pelayanan kami, ditulis bukan dengan tinta, tetapi dengan Roh dari Allah yang hidup, bukan pada loh-loh batu, melainkan pada loh-loh daging, yaitu di dalam hati manusia. 4Demikianlah besarnya keyakinan kami kepada Allah oleh Kristus. 5Dengan diri kami sendiri kami tidak sanggup untuk memperhitungkan sesuatu seolah-olah pekerjaan kami sendiri; tidak, kesanggupan kami adalah pekerjaan Allah. 6Ialah membuat kami juga sanggup menjadi pelayan-pelayan dari suatu perjanjian baru, yang tidak terdiri dari hukum tertulis, tetapi dari Roh, sebab hukum yang tertulis mematikan, tetapi Roh menghidupkan.

 

Saudara-saudara terkasih, rasul Paulus adalah seorangpemberita Injil yang rendah hati setelah menjadi hamba Tuhan. Dalam surat-suratnya kita mengetahui betapa banyak suka-duka yang ia lalui dalam bermisi. Ia seorang yang tangguh yang ia percayai dan akui oleh karena penyertaan Tuhan melalui Roh-Nya. Ia tidak pernah mundur selangkah pun, apapun resikonya demi memberitakan Injil. Sepanjang pelayanannya, surat adalah sarana komunikasi yang tepat pada zamannya. Ia selalu menulis dan mengirimkan surat-suratnya kepada jemaat-jemaat yang dia layani. Melalui isi suratnya, rasul Paulus menjelaskan siapa dia, apa motivasi pelayanannya, suka duka yang ia lewati dan alami, dan apa kerinduannya kepada jemaat. 

 

Ketika rasul Paulus meninggalkan kota Korintus, ada banyak orang orang yang mempertanyakan pelayanannya. Bahkan ada beberapa orang yang meragukan kerasulannya. Tentu itu adalah ulah oknum-oknum yang tidak menginginkan Injil berkembang. Namun, Paulus tidak surut. Untuk menjawab orang-orang itu, ia justru mengatakan dalam suratnya (ayat 2) bahwa jemaat Korintus adalah surat pujiannya: Surat pujian yang disampaikan oleh Paulus itu terkait dengan posisinya sebagai Rasul. Bahwa jemaat-jemaat di Korintus adalah buah dari penginjilan dan pelayanannya. Secara tidak langsung, Paulus hendak menyampaikan kepada orang-orang yang meragukan kerasulannya: untuk melihat dan menilai cara hidup jemaat Korintus, apakah memang hidup mereka sehari-hari tidak sesuai dengan keyakinannya? Apakah gaya hidup mereka melenceng dari firman Tuhan? Jika dalam pengamatan mereka ternyata benanr demikian, maka dapatlah dikatakan kerasulan Paulus dipertanyakan. 


Tapi ternyata dalam kenyataannya, jemaat di Korintus telah berkembang lebih dari jemaat-jemaat di tempat lain,khususnya dalam hal karunia. Kelengkapan dari karunia Allah melekat pada mereka. Jadi jelaslah, bahwa jemaat di Korintus itu adalah Surat Kristus yang berisi pujian bagi penginjilan dan pelayanan Rasul Paulus dan rekan-rekannya, sehingga dengan demikian setiap suara-suara sumbang yang mencela kerasulannya terbungkam.

 

Dalam kaitan itu, Rasul Paulus dan teman sepelayanannya tidak sedikit pun membanggakan diri (mengambil kemuliaan Kristus) ketika melakukan pelayanan dan berhasil membangun jemaat. Bukanlah pekerjaan mereka dan kesanggupan mereka, tetapi mereka sanggup karena itu adalah pekerjaan Allah. Mereka disanggupkan, dimampukan oleh Allah melalui Roh-Nya. Paulus merasa tidak layak dan tidak berhak untuk memperhitungkan buah Injil itu sebagai hasil upayanya sendiri. Roh Kuduslah tokoh utama yang turut bekerja di dalam hati setiap pendengar agar mereka menanggapi Injil yang disampaikan oleh Paulus dan para pelayan Tuhan lainnya. Ia katakana di dalam ayat 6: “6Ialah membuat kami juga sanggup menjadi pelayan-pelayan dari suatu perjanjian baru, yang tidak terdiri dari hukum tertulis, tetapi dari Roh, sebab hukum yang tertulis mematikan, tetapi Roh menghidupkan. Paulus dan para pelayan lainnya hanya alat di tangan Tuhan untuk mengabarkan Injil.

 

Saudara-saudaraku yang sangat dikasihi Yesus Kristus. Kita adalah surat Kristus yang dapat dibaca semua orang. Sebagaimana jemaat di Korintus, bahwa totalitas hidup mereka dilihat oleh semua orang. Cara mereka menjalani kehidupan sehari-hari, cara mereka berkata-kata, cara mereka memperlakukan sesamanya. Hal itu dilihat, dikenal dan dapat dibaca oleh semua orang yang berada di kota Korintus. Seluruh keberadaan hidup jemaat di Korintus dikenal dan dibaca oleh orang lain. Dengan itu, maka jemaat di Korintus sebagai surat Kristus yang membawa pribadi Kristus, telah dapat menjadi berkat dan memberkati kehidupan orang lain. 


Surat ini bukan hanya ditujukan kepada orang-orang Korintus, tetapi hari ini juga disampaikan kepada kita orang-orang percaya, gereja Tuhan yang hidup di masa kini. Sebagai orang Kristen, pengikut Kristus Tuhan kita, kita juga adalah surat Kristus. Kemanapun kita pergi dan di manapun kita berada, bekerja, bertetangga, hidup berdampingan dengan orang lain, mereka akan melihat karakter dan cara hidup kita. Apakah seirama antara kerajinan beribadah, beraktivitas pelayanan dengan cara, sikap dan kelakuan hidup kita sehari-hari atau tidak. Di manapun kita hadir, Dimana pun kita berada, kemana punkita pergi: kita adalah surat terbuka, di mana akan banyak orang menilai dan mungkin mempertanyakan iman kekristenan kita.


Selaku orang Kristen, marilah kita menyadari dan memahami, bahwa kita selalu membawa nama pribadi Kristus Yesus, tuhan kita dalam totalitas hidup kita.Maka, kita perlu berhati-hati, waspada, dan berjaga-jaga karena cara hidup kita akan dibaca banyak orang seperti surat yang terbuka. Dan bila kita hidup benar, maka kita adalah surat pujian untuk kemuliaan Kristus, keteladanan bagi orang lain, dan sukacita bagi kehidupan banyak orang. Amin.


Doa Penutup: Kita berdoa! Puji Syukur Tuhan atas firmanMu yang telah kami dengarkan. Bimbing dan mampukan kami untuk dapat melakukannya. Melalui totalitas hidup kami, kiranya kami di dalam tuntunan Roh-Mu dapat hidup dengan benar seturut dengan kehendakMu. Totalitas cara hidup kami menjadi surat terbuka yang dapat dilihat dan dibaca oleh semua orang, dan ketika seluruh hidup kami dijalanMu yang benar kami boleh menjadi surat pujian untuk kemuliaan namaMu. Di dalam Kristus Yesus, kami berdoa. Amin.

Anugerah Tuhan kita Yesus, pengasihan Allah Bapa, dan Persekutuan dengan Roh Kudus menyertai kita. Amin.


Bvr. Risma Sinaga, S.Th., M.Hum- Kepala Biro Kategorial Perempuan HKBP

Pustaka Digital