Renungan Harian HKBP | 25 Juni 2023
Doa Pembuka: Marilah kita berdoa! Ya Allah Bapa Kami, syukur kepadaMu kami panjatkan, karena kebaikanMu yang memberkati kehidupan kami. Engkau melimpahkan kasih karuniaMu kepada kami umatMu. Saat ini, kami ingin mendengarkan firmanMu. Kami memohon kepadaMu untuk memberkati telinga dan hati kami, agar menerima firmanMu dan tumbuh dalam hati dan batin kami. Terima kasih ya Tuhan, di dalam anakMu Yesus Kristus, kami berdoa. Amin.
Selamat Hari Minggu bagi kita semuanya! Pada Minggu ini, firman Tuhan tertulis di Matius 10: 32-39; beginilah bunyinya:
10:32 Setiap orang yang mengakui Aku di depan manusia, Aku juga akan mengakuinya di depan Bapa-Ku yang di sorga. 10:33 Tetapi barangsiapa menyangkal Aku di depan manusia, Aku juga akan menyangkalnya di depan BapaKu yang di sorga. 10:34 "Jangan kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk membawa damai di atas bumi; Aku datang bukan untuk membawa damai, melainkan pedang. 10:35 Sebab Aku datang untuk memisahkan orang dari ayahnya, anak perempuan dari ibunya, menantu perempuan dari ibu mertuanya,10:36 dan musuh orang ialah orang-orang seisi rumahnya. 10:37 Barangsiapa mengasihi bapa atau ibunya lebih dari pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku; dan barangsiapa mengasihi anaknya laki-laki atau perempuan lebih dari pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku.10:38 Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak layak bagi-Ku.10:39 Barangsiapa mempertahankan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, dan barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya.
Topik Minggu kita hari ini yaitu mengikut Yesus dan memikul salib. Sebagai orang Kristen, kita tentu mengetahui bahwa hal mengikut Yesus tidak akan serta merta di dalam kemulusan, tanpa tantangan, atau dengan tempo waktu yang singkat. Tidak ada kemudahan yang menjamin kehidupan orang-orang yang mengikut Dia.
Dalam hal mengikuti Yesus, berarti kita siap untuk menderita seperti Yesus. Ketika Yesus hidup, Dia bahkan tidak hidup dengan kemudahan atau tanpa penderitaan, bahkan Yesus menderita bukan karena diriNya melainkan karena dosa manusia. Namun, Yesus tetap bertahan sampai pada akhirnya. Pun begitu manusia, seni mengikut Yesus membutuhkan komitmen yang besar dan kerja keras untuk tetap setia kepada Allah.
Hal inilah yang sedang dijabarkan Yesus dalam pemberitaanNya di Matius 10:32-39. Tentu, ini bukan perkara yang mudah, sebab Yesus berkata “Setiap orang yang mengakui Aku di depan manusia, Aku juga akan mengakuinya di depan Bapa-Ku yang di sorga. Tetapi barangsiapa yang menyangkal Aku di depan manusia, Aku juga akan menyangkalnya di depan Bapa-Ku yang di sorga.” Dengan tegas dan jelas Yesus mengatakan hal ini sebagai hal mengikut Dia yaitu mengakui Dia di depan manusia” yang disampaikan kepada pendengarnya pada zaman itu dan relevan sampai saat ini. Seseorang dikatakan konsisten berarti dia kokoh dan berdiri tegak. Tidak ada sikap yang tidak jelas atau “abu-abu”, plin-plan, dan tidak tegas. Dalam implementasinya, orang Kristen tidak boleh berada dalam posisi yang “abu-abu”, artinya bersembunyi dari ke Kristenannya, bersikap ragu atau plin plan atas keputusannya untuk percaya kepada Allah demi menguntungkan dirinya sendiri di dunia ini. Sebaliknya, keberanian orang Kristen harus besar serta tegas untuk berterus terang tentang iman dan kepercayaannya sebagaimana pengakuan iman rasuli yang setiap hari Minggu diucapkan oleh jemaat.
Bentuk kesetiaan inilah yang acap kali diuji pada masa kejayaan atau kesusahan manusia. Banyak dari antara kita tentu tergiur untuk berpindah agama, memperjualkan Allah/kepercayaan kita demi kesenangan kita sendiri. Kesenangan daging dan kebahagiaan duniawi tidak seharusnya merenggut kesetiaan umat Allah kepadaNya, karena kita sebagai manusia yang berdosa telah mendapat keselamatan melalui Yesus Kristus. Jika kita menyangkal dia hari ini di dunia ini, maka Dia pun akan menyangkal kita di hari yang akan tiba, yaitu di depan Bapa yang di sorga. Ada banyak hal yang membuat orang Kristen menyangkal Dia, seperti ketakutan, keinginan duniawi, situasi perang, dan hal lainnya. Tentu, sikap konsisten untuk tidak menyangkal Yesus membutuhkan usaha dan kerja keras yang besar, bahkan mengesampingkan kesenangan duniawi. Marilah mengakui dalam segala tindakan dan perkataan kita bahwa Dia adalah Allah yang menyelamatkan kita. Janganlah sikap kita keji dan durhaka seperti tidak mengenal Allah, karena itu adalah perbuatan menyangkal Allah (bnd. Titus 1:16). Biarlah segala kebaikan datang dari kita sebagai tanda pengikut dia yang senantiasa mengakui Dia dalam perbuatan kita.
Yesus juga mengingatkan pendengarnya untuk melepaskan diri dari kemelekatan dunia dan memprioritaskan Allah dalam hidupnya. Banyak hal duniawi yang mengikat manusia dengan saudaranya, dengan hartanya, atau bahkan dengan dirinya sendiri. Hal-hal inilah yang sering kali membuat orang percaya menjadi sulit memberitakan kebenaran akan firman Allah. Namun Yesus mengingatkan kita semua bahwa Ia datang untuk membawa kebenaran yaitu dengan membedakan orang benar dan orang yang tidak benar. Pedang digambarkan sebagai bentuk pemisahan orang-orang yang percaya dan orang yang tidak percaya. Ia akan memisahkan kita dari orang-orang yang tidak benar, baik itu saudara kita bahkan orang tua kita (baca ay35-37). Tidak hanya membedakan dalam hal keimanan, namun juga meninggalkan kemelekatan manusia kepada hal-hal di dunia ini. Jim Elliot, salah seorang missionaris pernah menuliskan “He is no fool who gives what he cannot keep to gain what he cannot lose”, artinya “Orang yang melepaskan apa yang bisa hilang untuk mendapatkan apa yang tidak bisa hilang, bukanlah orang yang bodoh.” Melepaskan diri dari kemelekatan dunia ini adalah salah satu hal yang harus dilakukan untuk mengikut Yesus, baik itu melepaskan diri dari kesenangan duniawi, melepaskan diri dari kepemilikan duniawi, dan bahkan melepaskan diri dari kepemilikan diri sendiri. “Setiap orang yang siap untuk membajak tetapi menoleh ke belakang, tidak layak untuk Kerajaan Allah”, Lukas 9:61. Karena hidup kita bukan lagi milik kita, melainkan milik Dia yang menyelamatkan kita.
Saudara saudari yang dikasihi Allah, tentu mengikut Yesus tidaklah pekerjaan yang mudah.. “Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak layak bagi-Ku.” Mengikut Dia berarti bersama-sama memikul penderitaan, mendapat cemoohan, mendapat penolakan, dan hidup dalam pergumulan. Sekali lagi, ini bukan pekerjaan mudah namun bukan berarti tidak mampu, karena Allah melayakkan kita untuk menerima keselamatan itu.
Oleh karena itu saudara saudari sekalian, rayakanlah keselamatanmu dengan tegas, konsisten dan tak ragu-ragu mengakui perbuatan Allah di dunia ini. Mari kita merayakan keselamatan dari Tuhan setiap harinya dengan melakukan firmanNya secara konsisten, kerja keras melakukan yang terbaik, serta bertahan dalam penderitaan sampai waktuNya tiba. Ia menyertai kita dalam keberlangsungan hidup kita sampai pada akhirnya. Matius 10:22 “Dan kamu akan dibenci semua orang oleh karena nama-Ku; tetapi orang yang bertahan sampai pada kesudahannya akan selamat.” Sampai saatNya tiba, kita tidak bercela dan dikatakan berhasil sampai pada akhirnya.
Selamat hari Minggu! Kiranya seluruh umat bersukacita atas kebaikan Tuhan yang melimpah.
Doa Penutup: Marilah kita berdoa! Allah Bapa Kami Maha Kasih, kami mengakui bahwa Engkau senantiasa menyertai kami dalam kehidupan kami. Kami bersyukur untuk firmanMu yang mengajarkan kami mengikut Engkau sebagai oang yang telah diselematkan. Berikanlah kami kekuatan untuk tetap setia melakukan hal-hal benar dan kekuatan untuk menghadapi setiap penderitaan yang datang kepada kami. Jangan biarkan kami jatuh ke dalam dosa, namun teguhkanlah hati kami agar kami senantiasa mengikut Engkau dalam perkataan dan tindakan kami. Di dalam Yesus Kristus, kami berdoa.
Anugerah Tuhan Kita Yesus Kristus, Kasih Setia Allah Bapa, dan Persekutuan Roh Kudus yang menyertai kita sekalian. Amin.
Doa Pembuka: Marilah kita berdoa! Allah Bapa Maha Pengasih, kami bersyukur untuk kehidupan yang Engkau berikan kepada kami sampai pada hari ini. Kami datang kepadaMu untuk mendengarkan firmanMu, kiranya Engkau berkenan memberkati hati dan pikiran, sehingga iman kami terus bertumbuh kepadaMu. Melalui PutraMu, Yesus Kristus, kami berdoa. Amin.
Selamat pagi Bapak dan Ibu para pendengar renungan Marturia HKBP, Selamat Hari Minggu! Selamat Hari Minggu Ke III Setelah Trinitatis! Renungan epistel untuk kita pada hari ini, tertulis di Yeremia 20:7-13, beginilah firman Tuhan:
20:7 Engkau telah membujuk aku, ya TUHAN, dan aku telah membiarkan diriku dibujuk; Engkau terlalu kuat bagiku dan Engkau menundukkan aku. Aku telah menjadi tertawaan sepanjang hari, semuanya mereka mengolok-olokkan aku. 20:8 Sebab setiap kali aku berbicara, terpaksa aku berteriak, terpaksa berseru: "Kelaliman! Aniaya!" Sebab firman TUHAN telah menjadi cela dan cemooh bagiku, sepanjang hari. 20:9 Tetapi apabila aku berpikir: "Aku tidak mau mengingat Dia dan tidak mau mengucapkan firman lagi demi nama-Nya", maka dalam hatiku ada sesuatu yang seperti api yang menyala-nyala, terkurung dalam tulang-tulangku; aku berlelah-lelah untuk menahannya, tetapi aku tidak sanggup. 20:10 Aku telah mendengar bisikan banyak orang: "Kegentaran datang dari segala jurusan! Adukanlah dia! Kita mau mengadukan dia!" Semua orang sahabat karibku mengintai apakah aku tersandung jatuh: "Barangkali ia membiarkan dirinya dibujuk, sehingga kita dapat mengalahkan dia dan dapat melakukan pembalasan kita terhadap dia!" 20:11 Tetapi TUHAN menyertai aku seperti pahlawan yang gagah, sebab itu orang-orang yang mengejar aku akan tersandung jatuh dan mereka tidak dapat berbuat apa-apa. Mereka akan menjadi malu sekali, sebab mereka tidak berhasil, suatu noda yang selama-lamanya tidak terlupakan! 20:12 Ya TUHAN semesta alam, yang menguji orang benar, yang melihat batin dan hati, biarlah aku melihat pembalasan-Mu terhadap mereka, sebab kepada-Mulah kuserahkan perkaraku. 20:13 Menyanyilah untuk TUHAN, pujilah TUHAN! Sebab ia telah melepaskan nyawa orang miskin dari tangan orang-orang yang berbuat jahat.
Para penggemar film superhero pasti mengenal beberapa karakter superhero ini seperti Iron Man (Avengers), Captain America memiliki kekuatan yang luar biasa, atau superhero ketika kita anak-anak yaitu spiderman, yang adalah manusia laba-laba dan memiliki kekuatan berupa jaring yang keluar dari tangannya, atau Superman yang berasal dari matahari untuk melindungi umat manusia dengan membela keadilan, kebenaran, dan kebaikan. Seorang anak pernah berkata bahwa ia ingin sekali bertemu dengan salah satu superhero untuk menolongnya jika permasalahan terjadi dalam hidupnya. Tentu, jika superhero nyata ada di dunia ini, permasalahan yang ada sedikit demi sedikit akan terselesaikan dan manusia akan berkurang menghadapi susahnya kehidupan. Superhero juga dikenal dengan pahlawan yang datang memberikan pertolongan bagi orang-orang yang sedang menghadapi masalah atau yang membutuhkan.
Bapak dan Ibu, mungkin juga diantara kita banyak yang berharap agar karakter film superhero ini nyata di dunia ini. Sayangnya, itu hanya kita tonton di film. Melalui ini, kita berefleksi bahwa kita berharap pertolongan Tuhan seperti lebih cepat dari peluru yang melaju kencang, segera datang menyelesaikan apa saja. Namun, cara kerja Allah tidak seperti cara kerja superhero ataupun pahlawan yang digambarkan dalam film Marvel atau DC ini. Melainkan, pertolongan Allah datang pada waktu yang Dia tentukan sendiri sesuai janjiNya.
Pertolongan seperti yang dilakukan oleh superhero inilah yang dinanti-nantikan oleh Yeremia. Ia menanti-nanti pertolongan Allah, ia datang kepada Allah mempertanyakan segalanya dan menagih Allah atas janji-janjiNya. Di tengah-tengah pelayanan Yeremia yang diperpanjang menjadi 40 tahun ini, Kerajaan Babilonia di bawah Nebukadnezar mulai berkembang di Timur Tengah dan keberadaan Israel terancam. Saat itulah Yeremia memperingatkan Israel tentang ancaman ini. Yeremia menyampaikan perintah dan peringatan dari Tuhan. Namun sayangnya orang-orang mencela dia. Yeremia merasa terjebak, terjepit diantara Tuhan yang bersikeras menyuruhnya untuk menyampaikan peringatan ini dan orang-orang yang menolak untuk mempercayai apa yang disampaikan Yeremia. Di tengah kegelisahan dan krisis ini, dia menyuarakan enam ratapan (Yeremia 11:20). Yeremia marah, sedih, tertekan, ketakutan, bahkan ia berkata “terkutuklah hari ketika aku dilahirkan!” (lih. 20:14), ini adalah perasaan Yeremia yang begitu tertekan. Namun, dalam pergumulan Yeremia yang sangat berat ini, dia tidak dapat memungkiri bahwa suara Tuhan begitu kuat dalam hatinya. Ia mengakui bahwa Tuhan menguji orang benar, yang melihat batin dan hati. Dalam ratapannya ini, Yeremia meyakini bahwa dalam Tuhan sajalah ia menyerahkan segala perkaranya.
Saudara/i terkasih, kisah Yeremia ini mengingatkan kita akan ratapan ataupun permasalahan yang kita hadapi. Dalam ratapannya, Yeremia mampu melihat dan mengakui keberadaan Allah yang terus menyertai dia seperti pahlawan yang gagah. Pahlawan yang gagah itu adalah Allah yang tidak akan membuatnya malu. Allah lebih dari superhero itu, Dia datang pada waktunya, dan senantiasa menyertai Yeremia.
Kesusahan, penderitaan, rasa tertekan tentu pernah hadir dalam kehidupan kita. Seketika, kita berharap bahwa Tuhan datang sebagaimana superhero datang dengan kekuatannya untuk membereskan segala persoalan hidup kita. Sayangnya, cara Allah berbeda dengan cara manusia. Allah memeluk setiap insan yang sedang terpuruk. Ingatlah, kasih dan janjiNya tidak pernah sekalipun tertinggal, tidak pernah sekalipun luput dari manusia. Segala ratapan yang kita hadapi akan membawa kita pada kesadaran, bahwa Allah senantiasa bersama-sama dengan kita dalam penderitaan kita. Tetaplah kuat, tetaplah sampaikan segala keluh kesahmu kepada Dia saja. Jika dalam kesesakan kita, kita menangis, marilah menangis sembari meyakini bahwa Allah menyertai kita seperti pahlawan yang gagah. Dia adalah pahlawan kita, yang memberikan kemenangan kepada kita atas segala perkara yang kita serahkan kepadaNya.
Kiranya segala perkara yang ada dalam kehidupan kita dapat kita hadapi seturut dengan keberpihakan Allah kepada kita. Allah memeluk kita dan mendengarkan semua ratapan kita. Amin.
Doa Penutup: Marilah kita berdoa! Allah Bapa Kami Maha Kasih, kami mengakui bahwa Engkau senantiasa menyertai kami dalam kehidupan kami. Berikanlah kami kekuatan untuk menghadapi setiap perkara, penderitaan, dan masalah yang kami hadapi, sebab Engkau adalah pahlawan yang gagah, yang menyelamatkan kami. Biarlah Roh Kudusmu senantiasa mengajari kami sehingga kami melakukan hal-hal baik dan benar dalam pekerjaan dan perkataan kami. Di dalam Yesus Kristus, kami berdoa.
Anugerah Tuhan Kita Yesus Kristus, Kasih Setia Allah Bapa, dan Persekutuan Roh Kudus yang menyertai kita sekalian. Amin.
Pdt. Chris Desina Sianturi- Pendeta Fungsional di Biro Oikumene HKBP