Renungan Harian HKBP | 25 Agustus 2024

EPISTEL

Mazmur 34:16-23

Mazmur 34 merupakan salah satu mazmur yang ditulis oleh Daud saat ia mengalami banyak kesulitan dalam hidupnya. Dalam bagian ini, kita melihat bagaimana Daud menggambarkan karakter Tuhan yang setia dan penuh kasih kepada umat-Nya, terutama kepada mereka yang berada dalam kesesakan.

Dalam nats ini, peMazmur menyaksikan bahwa Tuhan tidak akan membiarkan orang benar sendirian dalam penderitaan mereka. Tuhan memperhatikan dan mendengar seruan mereka. Ketika orang benar berseru kepada Tuhan, Dia siap untuk mendengarkan dan menyelamatkan mereka dari segala bentuk kesusahan.

Tuhan juga dekat dengan mereka yang patah hati dan remuk jiwanya. Ini adalah penghiburan yang luar biasa bagi kita yang mungkin sedang mengalami kesedihan atau rasa putus asa. Tuhan bukanlah Tuhan yang jauh dan tidak peduli; sebaliknya, Dia dekat, hadir, dan peduli terhadap setiap perasaan dan keadaan kita.

Namun, tidak hanya mendengar dan menyelamatkan, Tuhan juga menjaga dan melindungi mereka yang setia kepada-Nya. Bahkan ketika orang benar mengalami penderitaan, Tuhan tidak akan membiarkan mereka dihancurkan. Dia akan menebus jiwa mereka dan tidak akan membiarkan mereka dipermalukan.

Melalui nats ini ada beberapa hal yang bisa kita renungkan,

Yang pertama, Tuhan Melihat dan Mendengar. Tuhan tidak pernah acuh terhadap penderitaan umat-Nya. Dan ini yang ditegaskan oleh Daud, bahwa mata Tuhan tertuju kepada orang-orang benar dan telinga-Nya mendengar seruan mereka. Hal ini menunjukkan betapa dekatnya Tuhan dengan kita, terutama saat kita berada dalam kesulitan. Tuhan mendengar doa-doa kita dan memperhatikan setiap detail kehidupan kita.

Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering sekali merasa sendirian atau tidak diperhatikan, terutama saat menghadapi masalah besar. Namun, ayat ini mengingatkan kita bahwa Tuhan selalu mendengar dan melihat. Oleh karena itu, kita diajak untuk terus berdoa dan berseru kepada Tuhan, serta menyerahkan segala kekhawatiran kita kepadaNya dengan keyakinan bahwa Dia akan menolong kita tepat pada waktunya.

Kedua, melalui nats ini juga kita dingatkan bahwa Tuhan Dekat dengan Orang yang Hancur Hati. Hal ini tentu memberikan penghiburan yang luar biasa bagi mereka yang sedang mengalami patah hati atau berada dalam tekanan yang berat. Tuhan tidak hanya melihat dan mendengar, tetapi Dia juga dekat dengan mereka yang hancur hati. Kehadiran Tuhan memberikan kekuatan dan penghiburan bagi mereka yang lemah dan putus asa.

Ketika kita merasa patah hati atau putus asa, merasa hancur atau berada dalam titik terendah dalam hidup, ingatlah bahwa Tuhan ada di dekat kita. Dia siap menghibur dan menyelamatkan kita. Kita tidak sendirian dalam pergumulan kita. Tidak ada penderitaan yang terlalu besar sehingga Tuhan tidak dapat memahaminya. Kita diajak untuk datang kepada-Nya, membawa segala kesedihan dan luka kita, dan membiarkan Dia menghibur serta menyembuhkan kita.

Yang ketiga, melalui nats ini kita diingatkan bahwa keadilan Tuhan akan terjadi. Daud mengingatkan bahwa orang benar akan dilindungi oleh Tuhan, sedangkan kejahatan akan dihukum. Meskipun orang benar mungkin menghadapi banyak kesulitan, Tuhan akan membebaskan mereka dari semuanya. Tuhan juga menjamin bahwa mereka yang berlindung pada-Nya tidak akan dipermalukan.

Dalam dunia yang sering kali tidak adil, kita mungkin merasa frustasi atau kecewa ketika melihat kejahatan seolah-olah menang. Namun, kita diingatkan bahwa keadilan Tuhan akan terjadi pada waktuNya. Tugas kita adalah tetap setia dan berlindung kepadaNya, percaya bahwa Dia akan memberikan kelepasan dan kemenangan bagi mereka yang hidup benar di hadapanNya. Tetap hidup dalam kebenaran, karena Tuhan memperhatikan mereka yang setia kepadaNya. Karena hidup dalam kebenaran akan membawa kita kepada perlindungan dan keselamatan Tuhan.

Tidak hanya itu saja, kita diajak untuk tetap bersyukur dalam segala Keadaan. Meskipun kita mungkin mengalami kesulitan, kita dapat bersyukur bahwa Tuhan tidak akan membiarkan kita hancur. Dia adalah pelindung kita dan penebus kita. Tetaplah mengandalkan kasih setia Tuhan dalam segala situasi. Tuhan adalah Allah yang peduli, yang mendengar, yang dekat, dan yang adil.

Melalui renungan ini, kita didorong untuk terus hidup dalam pengharapan dan kepercayaan kepada Tuhan, meskipun tantangan hidup datang menghadang. Mari kita selalu ingat bahwa Tuhan tidak pernah meninggalkan kita, dan Dia selalu siap memberikan pertolongan pada saat kita membutuhkanNya. Amin

EVANGELIUM

Bapak Ibu Saudara/i yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus...

Syalom dan Selamat hari Minggu.

Untuk mengawali Minggu ini, kita akan bersekutu dengan Tuhan melalui Firmannya. Untuk itu, marilah kita berdoa!

Doa Pembuka: Damai sejahtera Allah yang melampaui segala akal, kiranya menyertai hati dan pikiran saudara/i, dalam Kristus Yesus, Tuhan kita. Amin.

Firman Tuhan yang menjadi khotbah buat kita pada Minggu XIII Setelah Trinitatis tgl. 25 Agustus 2024 hari ini, tertulis dalam kitab Efesus 6, 10 – 20, demikian Firman Tuhan :

Perlengkapan rohani

10. Akhirnya, hendaklah kamu kuat di dalam Tuhan, di dalam kekuatan kuasaNya. 

11. Kenakanlah seluruh perlengkapan senjata Allah,  supaya kamu dapat bertahan melawan tipu muslihat Iblis; 

12. karena perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging, tetapi melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa, melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara. 

13. Sebab itu ambillah seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya kamu dapat mengadakan perlawanan pada hari yang jahat itu dan tetap berdiri, sesudah kamu menyelesaikan segala sesuatu

14.Jadi berdirilah tegap, berikat-pinggangkan kebenaran dan berbaju-zirahkan keadilan, 

15. kakimu berkasutkan kerelaan untuk memberitakan Injil damai sejahtera; 

16.dalam segala keadaan pergunakanlah perisai iman, sebab dengan perisai itu kamu akan dapat memadamkan semua panah api dari si jahat, 

17. dan terimalah ketopong keselamatan dan pedang Roh yaitu firman Allah, 

18. dalam segala doa dan permohonan. Berdoalah setiap waktu di dalam Roh dan berjaga-jagalah di dalam doamu itu dengan permohonan yang tak putus-putusnya untuk segala orang Kudus, 

19. juga untuk aku,   supaya kepadaku, jika aku membuka mulutku, dikaruniakan perkataan yang benar, agar dengan keberanian  aku memberitakan rahasia Injil, 

20. yang kulayani sebagai utusan yang dipenjarakan.  Berdoalah supaya dengan keberanian aku menyatakannya, sebagaimana seharusnya aku berbicara.

Saudara/i yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus....

Satu hal yang sangat penting untuk kita sadari bersama, yaitu tentang suasana yang harus dihadapi oleh pengikut Kristus selama di dunia ini, adalah suasana perang, bahkan perang yang maha-dahsyat, yaitu perang rohani. Di ay. 10-11 tadi dikatakan bahwa perang yang kita hadapi adalah perang tipu muslihat iblis, bukan perang melawan darah daging, tetapi perang melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasa, melawan penghulu dunia yang gelap dan roh-roh jahat di udara.

Saudara/i, hal ini hendak mengingatkan kita, sebagai pengikut Kristus, kita tidak boleh merasa aman di dunia ini. Tidak boleh bersantai-santai dan lengah, merasa seolah-olah tidak ada masalah dalam kehidupan. Kenapa ? Karena ternyata musuh kita ada dimana-mana, yang siap menyerang, menggoda dan mengalahkan kita.

Udara kita penuh dengan godaan dan kuasa-kuasa jahat yang mau menggugurkan iman kita. Mata kita disuguhi oleh dunia sekeliling kita dengan berbagai hal yang bisa saja menggoda kita untuk melakukan hal-hal yang tidak perlu dan mungkin saja hal-hal yang jahat. Kita juga acap tergoda memanfaatkan waktu untuk hal-hal yang kurang bermanfaat. Waktu kita habiskan untuk berbagai tontonan, facebookan, games, dlsb.

Anak-anak kita juga berangkat kesekolah, ke perkuliahan atau ke tempat kerja, disana juga banyak roh jahat, mereka digoda untuk hal-hal yang tidak baik. Bahkan hal itu sudah masuk  ke tengah Gereja, dimana roh jahat juga aktif bekerja. Roh ambisi, roh kuasa, roh menonjolkan diri, roh tidak peduli, roh gosip, roh dengki, yang semuanya membuat kita semakin tidak perduli dengan Firman Tuhan.

Hal itu jugalah yang dilihat oleh Paulus terjadi ditengah jemaat Efesus. Karena itulah maka Paulus memberi nats ini sebagai nasehat terakhir, agar mereka tetap bertahan melawan tipu daya iblis. Pulus mengingatkan mereka dan kita saat ini, agar tetap sadar status sebagai anak-anak Allah, sehingga dimana pun kita hendaknya mendatangkan suasana yang menggembirakan dan menyenangkan.

Bagaimana agar hal itu bisa kita lakukan ? Paulus mengatakan, “...ambil dan kenakanlah seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya kamu dapat mengadakan perlawanan pada hari yang jahat itu dan tetap berdiri, sesudah kamu menyelesaikan segala sesuatu”.

Apa saja perlengkapan rohani yang dikatakan Paulus dalam nats ini ?. Yang pertama, berikat pinggangkan kebenaran. Saudara/i, kita tahu bahwa ikat pinggang dipakai agar pakaian tetap pada posisinya. Kita bisa bayangkan, seandainya pakaian kita kedodoran dan tiba-tiba melorot jatuh, itu bukan hanya mengganggu tetapi memalukan.

Seperti itulah kehidupan kita, kalau tidak memakai ikat pinggang kebenaran, kalau tidak hidup dalam kebenaran Tuhan, akibatnya bisa mempermalukan diri sendiri. Bagi tentara Romawi, ikat pinggang bukan saja hanya membuat pakaian rapih, tetapi ikat pinggang juga sekaligus berfungsi untuk melindungi perut dari serangan senjata musuh.

Ini juga menjadi peringatan buat kita, betapa pentingnya untuk melindungi perut kita. Karena jujur, perut adalah salah satu titik yang paling rawan bagi serangan iblis. Kalau perut kosong, apa saja dilakukan orang, demi memenuhi tuntutan perut.

Kita masih ingat bagaimana si iblis menggoda Yesus dengan menawarkan roti karena siiblis tahu Yesus lapar karena sedang menjalani puasa 40 hari 40 malam. Begitu juga dengan Esau, dia tidak peduli menjual hak kesulungannya, demi semangkok kacang merah. Maka hari ini kita diingatkan, silahkan cari makanan yang mengenyangkan dan menyehatkan tetapi harus dengan jalan yang jujur dan benar.

Kedua, Paulus mengatakan pakailah baju partahanan/ berbaju-zirahkan keadilan. Baju Zirah bagi tentara Romawi, dipakai sebagai alat untuk menutupi bagian dada dan hati. Jadi baju zirah berfungsi untuk menjaga, menangkis dan mempertahankan diri dari serangan senjata musuh.

Saudara/i... hati adalah pusat dari semua nafsu dan keinginan kita. Oleh karena itu sangat perlu untuk dijaga melalui kebenaran dan keadilan, sehingga tidak akan masuk keinginan yang tidak Tuhan inginkan.

Yangketiga, kaki berkasutkan kerelaan untuk memberitakan Injil. Kaki adalah simbol pergerakan, kerajinan dan kesiapan untuk bergerak dan pergi untuk memberitakan Injil.

Artinya, kemanapun kita melangkah, seharusnya ada jejak pemberitaan Injil disana. Lewat kehadiran kita, orang lain bisa melihat “jejak Kristus” disitu.

Yang keempat, Paulus mengatakan “Pergunakanlah perisai iman, sebab dengan perisai itu kamu akan dapat memadamkan semua panah api dari si jahat”.

Saudara/i…ini sangat penting karena kita tahu bahwa si iblis memang sangat pintar, gigih, ulet, dan tidak mau menyerah, sebelum mangsanya ditaklukkan.  Maka sangat perlu untuk memakai perisai iman. Karena kalau hati sudah mulai menginginkan sesuatu, maka kaki akan mulai bergerak, dan disaat itulah kita terjerat oleh perangkap si iblis.

Yang kelima, “terimalah ketopong keselamatan”. Ketopong adalah pelindung kepala. Kepala harus benar-benar dilindungi, karena disana adalah pusat semua kontrol dan kendali hidup kita. Kalau kepala sudah terserang, maka hati, tangan dan kaki, itu mengikut saja.

Yang keenam, terima dan pakailah pedang Roh yaitu firman Allah. Saudara/i… ini sangat menarik. Kalau Paulus mengatakan agar kita mengenakan ikat pinggang, baju zirah, kasut, perisai, dan ketopong, semua itu berguna untuk mempertahanakan diri dari serangan musuh. Tetapi kalau pedang, ini adalah alat untuk balik menyerang dan mematahkan serangan musuh.

Artinya, dalam peperangan rohani yang dimaksudkan Paulus ini, aspek bertahan dan menyerang, itu merupakan satu kesatuan. Kita tidak akan mungkin menang, kalau hanya bertahan saja. Tetapi sebaliknya, kita juga bisa kalah kalau hanya menyerang tanpa pertahanan yang baik, karena kita akan kehabisan tenaga. Jadi menyerang dan bertahan itu harus dijalankan secara bersama-sama.

Dan ingatlah, jangan berangkat ke medan perang tanpa persiapan diri yang baik. Tetapi persiapan yang baik, tanpa mau bergerak, itu juga tidak berguna. Dan alat yang akan kita pakai untuk menyerang musuh, adalah Firman Tuhan.

Dan yang terakhir, adalah doa. Marthin Luther menghatakan bahwa doa adalah nafas iman. Jadi kesungguhkan kita berdoa, adalah bukti bahwa iman kita sehat.  Itu sebabnya di ay. 18 Paulus mengatakan, bahwa kita harus berdoa dalam Roh setiap waktu dan tidak putus-putusnya, sehingga kita akan mampu bertahan dan tidak menyerah. Dari semua penjelasan itu, kita tahu bahwa persenjataan rohani kita, sudah sangat lengkap. Tugas kita sekarang adalah, mengenakannya sambil terus menerus melatih diri, dan tetap memohon pertolongan Tuhan, agar kita dimampukan untuk memenangkan segala musuh rohani kita. Kita akan kuat di dalam Tuhan. Amin

Doa Penutup: Kita berdoa!Ya Tuhan, kami bersyukur atas firman-Mu yang menguatkan kami hari ini. Ajarlah kami untuk selalu mengenakan seluruh perlengkapan senjata Allah, agar kami dapat berdiri teguh melawan setiap serangan musuh. Berilah kami kekuatan, iman, dan keberanian untuk menjalani kehidupan yang memuliakan namaMu. Dalam nama Yesus Kristus, kami berdoa. Amin.

Pustaka Digital