Renungan Harian HKBP | 13 Juli 2023
Selamat pagi bapak/ibu dan saudara-saudari yang di kasihi oleh Yesus Kristus. Shalom. Semoga kita semua selalu dalam perlindungan Tuhan. Hari ini, Kamis, 13 Juli 2023, kita kembali berjumpa dalam Renungan Harian dari Departemen Marturia HKBP. Bersama kita akan merenungkan FirmanNya yang hari ini diambil dari 2 Korintus 1:5. Sebelum kita mulai, Saya mengundang kita untuk terlebih dahulu mengambil saat hening sejenak.
Saat Teduh
Doa Pembuka: Kepada Allah, Sang Sumber Kehidupan, kami bersyukur karena kebaikanNya, saat ini kami masih diberi napas kehidupan, dan kesehatan yang baik. Kami bersyukur kalau Tuhan masih terus menunjukkan pemeliharaannya melalui berbagai hal di sekitar kami. Sebentar kami akan memulai hari kami dengan terlebih dahulu merenungkan FirmanMu, berilah kami ketenangan dan kerendahan hati agar mampu memahami pesan yang hendak disampaikan. Di dalam Kristus kami berdoa, Amin.
Pembacaan Nats: 2 Korintus 1:5
“Sebab sama seperti kami mendapat bagian berlimpah-limpah dalam kesengsaraan Kristus, demikian pula oleh Kristus kami menerima penghiburan berlimpah-limpah.”
Topik: “Sengsara Pembawa Penghiburan”
Mungkin tidak berlebihan rasanya bila ada anggapan yang mengatakan bahwa salah satu kodrat utama manusia adalah mencari kenyamanan. Dalam rangka menemukan kenyamanan inilah kemudian manusia membekali dirinya dengan berbagai pengetahuan, entah itu tentang alam atau hal-hal praktis lainnya. Sialnya, seringkali aspek kemanusiaan kita ini kemudian menjadi terlalu mendominasi hingga akhirnya kita rela menghalalkan berbagai cara, seperti korupsi, mencuri, membunuh, dll. untuk segera menemukan kenyamanan yang kita idam-idamkan itu.
Ketika gagal mengendalikan sisi kemanusiaan yang cenderung rakus, di situlah wajah Tuhan semakin tidak terlihat dalam diri kita. Justru sifat merusak itu yang akan menjadi semakin tampak jelas. Bacaan kita hari ini akan berbicara tentang realitas yang ditawarkan oleh Kristus untuk para pengikutnya yang kemungkinan besar tidak sejalan dengan yang dibayangkan oleh kebanyakan manusia – pasti nyaman.
Dengan menggunakan metode bercerita, Paulus mencoba berbagi beban dengan pengikut Kristus di Korintus. Harapannya, mereka yang disapa melalui surat Paulus ini merasa mendapat penguatan tersendiri. Mengapa? Karena dalam surat pastoralnya, Paulus selalu berbagi kisah tentang kesulitan dan tekanan yang dihadapi dan selalu menyertakan bagaimana Kristus memberikan penghiburan lewat banyak hal termasuk janji kehidupan kekal bersama Bapa di Surga nantinya.
Bacaan hari ini secara spesifik ingin menggambarkan bahwa setiap kita memang memiliki tugas dan beban penderitaan masing-masing sebagai pengikut Kristus. Mungkin ada yang mendapat sedikit bagian saja, namun ada yang mendapat lebih banyak, salah satunya Paulus. Namun, bagi mereka yang mendapat beban lebih banyak ketimbang yang lain, tidak perlu khawatir karena penghiburan dari Kristus juga akan terus disediakan bagi mereka.
Nah, dewasa ini, ketika mayoritas masyarakat sudah memiliki akun media sosial, kita seperti diundang untuk menjadi lebih ekspresif dalam membagikan banyak hal dalam hidup kita. Entah itu mengenai peristiwa yang terjadi, hingga opini pribadi atas fenomena/gosip yang sedang ramai dibicarakan. Tentu kondisi ini membawa banyak sekali dampak positif dan negatif. Salah satu dampak positifnya adalah kita jadi tahu bagaimana kondisi keluarga atau kerabat yang tinggal berjauhan dari kita. Selain itu, media sosial juga membantu kita untuk mendapatkan informasi yang lebih cepat, meski tidak selalu akurat.
Di sisi lain, salah satu dampak negatif dari semakin lazimnya penggunaan media sosial adalah semakin besarnya kecenderungan kita untuk mencari pujian dan penghiburan dari khalayak ramai. Apakah ini salah? Mungkin jawaban atas pertanyaan ini bisa menjadi topik tersendiri untuk didiskusikan. Namun, yang ingin ditekankan adalah kondisi hari ini membuat kita menjadi cenderung lupa bahwa penghiburan dan pujian yang paling penting harusnya datang dari Allah saja. Bukan dari sesama manusia. Tentu penghiburan dari sesama akan membantu kita dalam masa-masa sulit, namun jangan sampai ini membuat kita menjadi meniadakan posisi Allah.
Tentu tidak ada cara lain untuk mendapatkan penghiburan dari Allah selain dengan mendekatkan diri padaNya. Bagaimana mungkin kita bisa melihat karya pemeliharaan Allah dalam hidup kita bila kita tidak memiliki relasi personal yang intim denganNya.
Kemudian yang menjadi tantangan untuk kita hari ini adalah mampukah kita menjadikan Allah sebagai sumber penghiburan yang utama? Mampukah kita melihat penghiburan dan penguatan Tuhan melalui hal-hal sederhana di sekitar kita? Mampukah kita mendengar suaraNya ketika dunia sudah begitu bising? Mari kita jawab pertanyaan-pertanyaan ini dalam hati kita masing-masing. Tuhan memampukan kita. Amin.
Doa Penutup: Atas firmanMu yang selalu mengingatkan kami untuk menjadi lebih bijak dalam melangkah, kami bersyukur. Atas cinta kasih yang terus kami rasakan, kami bersyukur. Mampukanlah kami menjalankan tugas dan tanggung jawab kami sebagai pengikutMu. Tuntunlah kami agar bisa terus melihatMu dalam berbagai hal sederhana di sekitar kami. Demi Kristus Sang Penghibur Sejati, kami berdoa, Amin.
Anugerah dari Tuhan kita Yesus Kristus, Kasih setia dari Allah Bapa, serta Persekutuan dari Roh Kudus, kiranya menyertai kita. Amin.
Cal. Pdt. Mikhael Sihotang, M.A.- Staf Kantor Ephorus HKBP